Rabu, 13 November 2013

Tugas UTS Landasan pendidikan


Menjelaskan Tujuan Pendidikan[1]
Oleh: Muhammad Yusuf Rianto, Mahasiswa PAI B FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A.                 Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang memikirkan bagaimana menjalani kehidupan ini. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, yakni berperan dalam mencetak manusia-manusia yang unggul dalam hal ilmu, pemikiran, akhlak, budi pekerti, budaya, nasionalisme serta keterampilan.
            Untuk dapat tercipta dan tercetaknya manusia-manusia unggul dalam hal yang disebutkan diatas maka dibutuhkan pula pendidikan yang bermutu. Karena hal ini juga secara langsung ataupun tidak akan berpengaruh besar terhadap maju-tidaknya suatu bangsa, apabila suatu bangsa mempunyai pendidikan yang bermutu dan dapat menghasilkan manusia- manusia yang unggul dan berkualitas lahir dan bathin, otomatis bangsa tesebut akan maju, damai dan tenteram.
                            Oleh karena itu seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini sangat membutuhkan akan adanya pendidikan, apalagi dengan perkembangan zaman yang semakin modern maka akan semakin dibutuhkan pula pendidikan yang bermutu dan bagus.
                            Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa pendidikan itu hanya sebagai pertransferan ilmu dari guru kepada muridnya,  dosen kepada mahasiswanya, Kiayi atau ustadz kepada santrinya dan sebagainya. Namun apa arti sebenarnya dari pendidikan itu sendiri? Oleh karena itu marilah kita pelajari dan dalami lebih lanjut apa itu pendidikan?

B.     Pembahasan
Pendidikan merupakan suatu permasalahan yang telah membuat sibuk para tokoh pemikir serta para pembaharu yang telah tersebar diseluruh jagat raya ini, bahkan para penulis dan para peneliti sekalipun turut andil dalam mendefinisikanakan arti dan tujuan dari pendidikan dengan argumentasi dan pendapatnya masing-masing.
            Mahmud Yunus mengutip beberapa pendapat dari beberapa filsuf yang mendefinisikan arti dan tujuan dari pendidikan. “Tujuan dari pendidikan adalah peningkatan/pertumbuhan jasmani serta pemikiran menuju kesempurnaan dan keindahan (Plato)”. Kemudian “Herbert mengatakan tujuan utama dari pendidikan itu adalah peningkatan akhlak manusia”. Kemudian “Froble mengengatakan tujuan kita didalam proses pendidikan adalah pencapaian kepada taraf manusia yang sempurna, dan beliau juga berkata disekolahnya tujuan kita adalah mencetak generasi-generasi muda yang pemberani serta memiliki budi pekerti, mempunyai akhlak yang baik, cinta terhadap tanah airnya serta rela berkorban untuk tanah airnya tersebut, suka bekerja keras, mandiri, selalu haus untuk mencari ilmu, dan cinta terhadap Allah SWT dan taat serta patuh terhadap semua perintah dan larangan-Nya sehingga dia menjadi gambaran sosok malaikat yang berwujud manusia”.[2]
            Ini membuktikan bahwasanya pendidikan itu sangatlah penting dalam setiap kehidupan manusia, bahkan bangsa dan negara. Setiap bangsa dan negara sangat butuh akan adanya pendidikan untuk para masyarakat/penduduknya. Karena kemajuan ajan bangsa itu sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang kemudian menjadi dasar pembentukan pola pikir para generasi penerus yang akan datang. Oleh karena itu, setiap negara berlomba-lomba membentuk system pendidikan yang bermutu yang tujuannya disesuaikan menurut kebutuhan dan kepentingan bangsa-bangsa itu sendiri. Jadi, diantara bangsa yang satu dan bangsa yang lainnya mempunyai system, kurikullum dan tujuan pendidikan masing-masing.
            Proses pendidikan dilakukan tentu memiliki tujuan. Pemahaman sederhananya adalah”the primary purpose of education is just that, to educate”[3]. Tapi pertanyaannya adalah, Apa yang harus dididik? Dan siapa yang mendidik?
            Objek dari pendidikan ini disebut dengan peserta didik. Peserta didik adalah anggota masyarakat laki-laki maupun perempuan yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia dalam proses pendidikan. Sedangkan subjek dari proses pendidikan ini disebut pendidik, adapun pendidik adalah orang laki-laki ataupun perempuan yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Dengan kata lain pendidik adalah orang yang mampu membawa peserta didik kearah yang dewasa.
            Proses pendidikan bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan, baik itu lingkingan yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. “some do this formally, others informally”[4]. Jadi proses pendidikan itu tidak harus bersifat formal/resmi seperti yang kita ketahui sebagaimana pendidikan yang diterapkan disekolah-sekolah formal, tapi bisa juga terjadi secara tidak formal/resmi seperti pendidikan yang diberikan orangtua terhadap anaknya.
            Sosok orangtua sangat penting dan mempunyai andil dan pengaruh yang paling besar dalam pendidikan serta pembentukan watak dan pengetahuan anak. Karena orangtua adalah orang yang sekaligus menjadi guru pertama yang member pendidikan kepada sang anak. Seperti yang dikatakan oleh Nancy dalam bukunya “you have been his teacher, you have been answering question and raising new ones. If he feels that the world and its people are exiting to explore, you have help him to look outward by your own example”[5].
            Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi perkembangan sang anak nantinya, diantaranya keinginan bahwa sang anak selalu sehat, ingin sang anak dapat hidup aktif dan berbaur bersama teman-temannya, ingin sang anak dapat berfikir secara kritis dan termasuk juga ingin sang anak dapat berkreasi dengan segala kreatifitasnya sendiri.
            Setelah orangtua, lingkungan masyarakat juga merupakan lingkungan pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan dengan sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak dengan sistematis. Secar umum masyarakat adalah sekumpulan manusia baik itu laki-laki maupun perempuan yang tinggal didalam satu wilayah dan saling berinteraksi antar sesama.
            Kemudian setelah orang tua dan lingkungan masyarakat yang menjadi pendidik bagi anak, pada waktunya anak pun dimasukkan kesekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah. Sekolah merupakan yang memfasilitasi proses pendidikan, sebagai sarana yang memfasilitasi dan pencetak bibit-bibit unggul, sekolah harus mampu untuk menyajikan dan memiliki system dan kurikullum yang sesuai dan bermutu. Pada zaman sekarang ini, banyak sekolah yang bersaing satu sama lain untuk meningkatkan system dan kurikullum pendidikannya sehingga “theres so much curriculum”[6].
            Sekolah harus mampu membentuk pribadi anak dengan memperkayanya dengan sumber-sumber kebudayaan manusia, yakni dengan mengajarkan mata pelajaran-mata pelajaran yang sesuai dan mendidik. Kurikulum sekolah harus mempunyai nilai-nilai yang berharga dalam kehidupan, baik itu dari intrakurikulernya maupun ekstrakurikulernya dan sebagainya.
            Sekolah melakukan pembinaan pendidikan kepada peserta didik yang didasarkan atas kepercayaan yang diberikan oleh orangtua dan masyarakat. Kondisi itu muncul karena keluarga dan masyarakat mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan pendidikan. Karena berbeda dengan sekolah yang mempunyai dasar pendidikan formal. Tetapi tanggung jawab pendidikan anak seutuhnya tetap menjadi tanggung jawab orangtua, sekolah hanya sekedar meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh dari lingkunga keluarga.
            Namun sekolah yang yang merupakan sarana dan tempat bagi proses pendidikan tidak akan mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang ada dilingkungan sekolah tanpa adanya dukungan dan peran serta daripada guru-gurunya. Guru adalah orang tua kedua bagi anak setelah orangtua kandungnya sendiri dalam membimbing dan mendidiknya. Semua orang mungkin bisa menjadi guru yang hanya mengajarkan pelajaran kepada anak didiknya, akan tetapi untuk menjadi seorang guru yang sekaligus menjadi seorang pendidik mungkin tidak semua orang bisa. Setidaknya seorang guru/pendidik haruslah sudah mempunyai kematangan diri yang stabil, dalam kata lain sudah dapat memahami dirinya sendiri. Kemudian mempunyai jiwa sosial (bisa bergaul dalam masyarakat luas), kemudian juga dia sendiri  mempunyai kemampuan untuk mendidik. “Good teachers are made –not born; and good teachers have the “how to” skill as well as the “what to” knowledge in their fields”[7]
            Perhatian dan kepedulian seorang pendidik akan peserta didiknya sangat dibutuhkan dalam penerapan pendidikan, karena kepedulian dan perhatian ini berdampak dan dirasakan langsung oleh peserta didik. Kalau seorang pendidik sudah menerapkan sikap perhatian dan kepeduliamnya terhadap peserta didik, maka peserta didikpun akan merasakan  kenyamanan dan semangat dalam melakukan dan mengikuti proses pendidikan ini. Selain itu “relationship both teacher and the children will need to find out how the others thinks and feels, what each can do, and how each is likely to behave in particular situation”[8]
            Agar proses pendidikan ini dapat berjalan dengan lancar serta mendapatkan hasil yang diharapkan, maka antara peserta didik dan pendidik yang dalam hal ini adalah seorang guru, haru ada sikap dan rasa saling percaya. Pendidik harus percaya kepada peserta didiknya, harus bisa menjadi teladan, harus bisa member nasihat, harus sabar, dan tidak putus asa dalam mengajar serta meyakinkan dirinya bahwa peserta didik itu adalah tanggung jawab bagi dirinya untuk mengajari dan mendidiknya, serta mengatakan dalam dirinya “I believe that the most children have an ability to do a lot of learning on their own……… My job is help them become independent learners”[9].
            Untuk dapat berjalan dengan lancar dan mempermudah pemahaman peserta didik akan materi atau bahan ajaran yang dijelaskan oleh pendidik. Maka dibutuhkan juga media pembantu pendidikan. Media pendidikan adalah perantara atau pengantaryang digunakan dalam proses pembelajaran/pendidikan guna untuk mempermudah dan mempercepat pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan.
            Format media ini digunakan karena seperti yang kita ketahui bahwasanya cara penangkapan dan cara belajar yang efektif bagi setiap orang itu berbeda-beda. Ada yang lebih cepat menangkap/faham apabila belajar dengan bantuan audio, ada yang menggunakan visual, dan ada juga dengan kedua-duanya (audio-visual).
            Adapun tujuan dari penggunaan median ini adalah yang pertama lebih memperjelas penyajian dan yang kedua adalah untuk mengatasi keterbatasan, baik itu keterbatasan ruang maupun waktu.
            Kegiatan pendidikan dapat berupa bimbingan, pengajaran ataupun latihan. Adapun masa pendidikan ini berlangsung seumur hidup yang kegiatan-kegiatannya tidak berlangsung sembarangan, tetapi pada waktu-waktu tertentu.
            Tujuan merupakan komponen penting dan sangat menentukan kelanjutan dari pendidikan, adapuntujuan pendidikan dibagi beberapa macam yaitu:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani peserta didik.
2.      Tujuan Khusus
            Tujuan khusus adalah tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasarkan usia, sifat, bakat dan sebagainya.
3.      Tujuan Sementara
            Proses untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai sekaligus, karenanya perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan diupayakan untuk mencapai tujuan akhir itulah yang disebut tujuan sementara.

C.    Penutup
Pendidikan adalah hidup. Selama seseorang masih hdup maka proses pendidikan dan pengajaran terus berlangsung disetiap saat selama ada pengaruh lingkungan, itulah sebabnya pendidikan itu dikatakan sangat penting. Karena kita tidak bisa lepas darinya selama kita masih hidup dan berfikir.
Pendidikan merupakan suatu proses, yakni proses pembelajaran dan pengembangan diri serta kedewasaan. Kemudian pendidikan merupakan hubungan antar pribadi, hubungan pribadi antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan merupakan kegiatan manusiawi, dikatakan demikian karena pendidikan membantu orang lain untuk lebih baik.
Tujuan pendidikan tentu akan terwujud dengan bantuan dari berbagai unsure yang berperan serta dalam proses pendidikan ini seperti orangtua, lingkungan masyarakat, sekolah, guru dan sebagainya. Dan juga faktor-faktor lainnya.

D.    Daftar Pustaka
Yunus, Mahmud. 2008. At-tarbiyah wa at-Ta’lim. Ponorogo: Darussalam Press
W, Cristopher . 2010. Philosophy of Education Society of Australia. Australia: Conference presentation
Arends, Richard I. 2001. Exploring Teaching. New York: McGraw-Hill
Larrick, Nancy. 1963. a Parents Guide to Childrens Education. New York: a trident Press
Perry, Rosemary. 2004. eaching Practice for early Childhood. London: Routledge
Green,  John A. 1966. Fields of Teaching and Educational Services. New York: Happel and Row Publisher


[1] Makalah disajikan dalam mata kuliah Landasan Pendidikan, Dosen pembimbing Jejen Musfah
[2] Mahmud Yunus, At-tarbiyah wa at-ta’lim (Ponorogo: Darussalam Press, 2008), hal 8-9
[3] Cristopher W, Philosophy of Education Society of Australia (Australia: Conference presentation, 2010), hal 1
[4] Richard I Arends, Exploring Teaching(New York, McGraw-Hill, 2001), Ed 2, hal 76
[5] Nancy Larrick,  a Parents Guide to Childrens Education (New York, a trident Press, 1963), cet 2, hal 2
[6] Rosemary Perry, eaching Practice for early Childhood (London, Routledge, 2004), Ed 2, hal 57
[7] John A Green, Fields of Teaching and Educational Services (New York, Happel and Row Publisher, 1966), hal 21
[8] Rosemary Perry, eaching Practice for early Childhood (London, Routledge, 2004), Ed 2, hal 24
[9] Richard I Arends, Exploring Teaching(New York, McGraw-Hill, 2001), Ed 2, hal 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar